BLOG BUDAK BUNGO

Pages

Connect With Us

Instructions

Recomended

blogbudakbungo. Powered by Blogger.

Labels

Las series mรกs vistas

Categories

Followers

Our Partners

Showing posts with label elektro. Show all posts
Showing posts with label elektro. Show all posts

Software Pembaca Nilai Resistor

Nah, kali ini yang akan saya posting adalah Software yang dapat membantu kita membaca nilai resistor.
Memangbagi sebagian orang yang sudah senior di bidang elektro akan dengan mudah dapat membaca nilai hambatan sebuah resistor. Namun bagi yang baru2 nyoba atau mungkin yang ternyata baru2 ini ada hoby untuk membuat rangkaian elektronika, G ada salahnya untuk memiliki software ini, untuk mempermudah dalam kita membaca nilai suatu resistor.


Tampilan software akan seperti berikut :


 Pada software ini, dilengkapi banyak fitur, mulai menentukan berapa gelang warna. Membaca nilai resistor dari warnanya,, atau mencari gelang warna untuk nilai resistor tertentu yang kita kehendaki..

Nah untuk mncoba bisa langsung di download.Disini.

Resistor : Cara mengukur dan mengetahui kerusakan

Pada kesempatan yang lalu dimana saya sudah memposting "Resistor : Mengenal Komponen Elektronika". Didalam artikel tersebut terdapat penjelasan mengenai Resistor mulai dari pengertian sampai dengan jenis-jenis resistor. Pada kesempatan kali ini, akan dibahan sebagai lanjutan, cara mengukur dan mengetahui sebab kerusakan pada resistor.

A. MENGUKUR / MENGETAHUI NILAI RESISTOR
     1. Metode melihat warna (gelang) pada fisik resistor
         Dalam menentukan nilai hambtan sebuah resistor, cara yang paling gampang dan banyak digunakan adalah dengan melihat dari pada warna gelang yang terdapat pada fisik resistor

Bentuk Fisik - Cincin / Gelang Warna

 Mungkin pengetahun ini terbilang sudah sering didengar, karena memang menjadi pelajaran dasar pada orang-orang yang bergelut di duni elektronika. Namun untuk pemula atau yang memang memerlukan data, tidak ada salahnyakan untuk diberikan pengetahuan ini. Sebelum membaca nilai hambatan resistor, kita lihat tabel di bawah ini.
Tabel nilai Resistor

Kita mengetahui resistr memliki 4-5 gelang/cincin warna, setelah melihat tabel diatas.. maka kita bisa menghitung dengan menggunakan cara / rumus sebagai berikut :
           I .   Resistor 4 cincin / gelang
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = faktor kali
                  Cincin 1 = toleransi
                           CONTOH :

Resistor 4 gelang
  cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
  cincin 2 = hijau = 5 (nilai)
  cincin 3 = merah = 100 (faktor kali)
  cincin 4 = emas = 5% (toleransi)

Nilai resistor, 15*100 = 1500 ohm atau  1.5 K ohm
Dengan toleransi +/- 1500*5% = 75 ohm
Maka, Nilai resistor di samping antara 1425 - 1575 ohm.



          II .  Reistor 5 cincin / gelang
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = faktor kali
                  Cincin 1 = toleransi
                            CONTOH  :

Resistor 5 Gelang




  cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
  cincin 2 = hitam = 0 (nilai)
  cincin 3 = hitam = 0 (nilai)
  cincin 4 = cokelat = 10 (faktor kali)
  cincin 5 = cokelat = 1% (toleransi)

Nilai resistor, 100*10 = 1000 ohm atau  1 K ohm
Dengan toleransi +/- 1000*1% = 10 ohm
Maka, Nilai resistor di samping antara 990 - 1010 ohm.


 Nah, gimana mudah kan membaca nilai resistor. Nanti kedepannya untuk memperlancar membaca, daftar tabel sebaiknya di ingat. Sehingga waktu dibutuhkan membaca nilai resistor, tidak perlu buka-buka buku atau online lagi...  :)

  2. Menggunakan Alat : Avo Meter
      Jika diatas dilakukan cara manual, maka berikutnya adalah mengukur nilai resistor menggunakan alat bantu AVO METER. hal ini diperlukan, jika memang kita buth cepat dan tidak hafal tabel nilai resistor atau memang ada kondisi tertentu dimana cincin tidak di terlihat jelas warnanya / nilainya.
      Secara prinsip penggunaan AVO Meter ini mudah saja, pada kali ini dijelaskan untuk penggunaan pengukuran resistor.
Sebelumnya pastika Avo Meter sudah terKalibrasi dengan baik (untuk penggunaan AVO meter yang benar Akan diposting di " AVO METER : Mengenal peralatan kerja Elektronika 1 "

- Putar selektor, ke arah ohm meter dan pilih range nya. x1 (untuk pilihan nilai yang ditampilkan pada jarum sesuai dengan angkanya) x10 (hasil yang muncul pada jarum, dikali dengan 10) x1000 (hasil yang muncul pada jarum di kali 1000).
- Sentuhkan kedua terminal (+) dan (-) ke 2 kaki dari resistor.
Contoh :

 Untuk melihat contoh disamping. Range selektro di tempatkan pada ohm x 10.

Sedangkan hasil pembacaan nilai resistor yang tertera ada 22. 
karena di set di posisi x 10, maka hasil 22ohm di kali 10. Dana HASILNYA nilai resistor adalah 220 ohm.















   3. Menggunakan Software : Free SOFTWARE PEMBACA NILAI RESISTOR,
       Untuk penggunaan Software ini, caranya mudah, langsung memasukkan warna - warna yang diinginkan. Maka secara otomatis pada layar akan muncul nilai dari resistor yangs sedang sobat hitung tersebut. (UNTUK PRAKTIK, LANGSUNG DI DOWNLOAD AJA)* file berukuran kecil.
  
B. TIPS MEMBACA NILAI RESISTOR SECARA CEPAT
     Nah pada bab ini, akan coba saya bagikan trik bagaimana menentukan/mengetahui nilai Resistor secara cepat, yang mungkin didapatkan dari berbagai pengalaman yang ada.
      Untuk Hambatan / Resistor 4 gelang
        1. Untuk nilai R kurang dari 10 ohm gelang ke 3 warnanya emas
        2. Untuk nilai R kurang dari 100 ohm gelang ke 3 warnanya hitam
        3. Untuk nilai R kurang dari 1K ohm gelang ke 3 warnanya cokelat
        4. Untuk nilai R kurang dari 10K ohm gelang ke 3 warnanya merah
        5. Untuk nilai R kurang dari 100K ohm gelang ke 3 warnanya orange
        6. Untuk nilai R kurang dari 1M ohm gelang ke 3 warnanya kuning
        7. Untuk nilai R kurang dari 10M ohm gelang ke 3 warnanya hijau
        8. Untuk nilai R kurang dari 100M ohm gelang ke 3 warnanya biru

      Untuk Hambatan / Resistor 5 gelang
        1. Untuk nilai R kurang dari 10 ohm gelang ke 4 warnanya perak
        2. Untuk nilai R kurang dari 100 ohm gelang ke 4 warnanya emas
        3. Untuk nilai R kurang dari 1K ohm gelang ke 4 warnanya hitam
        4. Untuk nilai R kurang dari 10K ohm gelang ke 4 warnanya cokelat
        5. Untuk nilai R kurang dari 100K ohm gelang ke 4 warnanya merah
        6. Untuk nilai R kurang dari 1M ohm gelang ke 4 warnanya orange
        7. Untuk nilai R kurang dari 10M ohm gelang ke 4 warnanya kuning
        8. Untuk nilai R kurang dari 100M ohm gelang ke 4 warnanya hijau        9. Untuk nilai R kurang dari 1000M ohm gelang ke 4 warnanya biru

C. MENCARI NILAI RESISTOR PENGGANTI 
     Dalam aktivitas / hoby kita merangcang suatu rangkaian elektronik dan hasil hitungan resistansi (nilai hambatan resistor) yang kita dapatkan nilainya tidak ada di pasaran. Maka mau tidak mau kita harus menggantinya dengan kombinasi beberapa resistor sekaligus.
Nah untuk mengetahui bagaimana "Rumus" dalam penggantian, maka dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Resistor Hubungan Seri

Hubungan Seri
Rumus : Rs (Total) = R1+R2+R3+...+Rn.
Pada Hubungan Seri ini, akan didapatkan nilai resistor yang bertambah dari nilai masing-masing resistor. jadi misal kita membutuhkan resistor 3K dan secara kebetulan kita tidak ada stock atau memang di pasaran tidak ada, maka kita dapat menghubungkan secara seri 3 resistor yang masing-masing memiliki nilai 1K.
Selain keperluan diatas, hubungan seri ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai Resistor yang besar dengan kemampuan daya (Rating) yang tetap.
CONTOH : 
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt                         Rs = R1+R2+R3
R2 = 20 ohm; 0,5 watt                              = 10+20+30
R3 = 30 ohm; 0,5 watt                              = 60 ohm, sedangkan daya tetap 0.5 watt

b) Resistor Hubungan Pararel


Hubungan Pararel
Rumus : Rp =  1   1  +   + .....+
                     Rp    R1    R2    R3            Rn
Jika pada hubungan Seri (diatas) ditujukan untuk menambah nilai resistansi, maka sebaliknya pada penggunaan hubungan pararel pada Resistor adalah bertujuan untuk memperkecil nilai dari hambatan total.
Dan pada hubungan pararel ini, selain nilai hambatan total yang semakin mengecil, namun dengan kemampuan daya (ratig) yang besar.
CONTOH : 
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt                          1   =   
R2 = 20 ohm; 0,5 watt                         Rp      R1    R2    R3
R3 = 30 ohm; 0,5 watt                               =                        
                                                                   10    20    30
                                                               = 6 + 3 + 2  = 11
                                                                       60          60
                                                          Rp = 60 ohm = 5  ohm dan berdaya 1,5 watt

                                                                  11               11

D. KERUSAKAN YANG TERJADI PADA RESISTOR
Sudahlah wajar dan normal, apabila benda - benda didunia ini mengalami kerusakan karena pada dasarnya memang tidak ada yang abadi. Entah karena kesalahan dalam penggunaan atau memang karena fakto usia.

Berikut biasanya kerusakan - kerusakan yang kerap terjadi pada komponen Resistor.
Resistor Terbakar
Resistor Terbakar













Diatas adalah beberapa contoh fisik resistor yang sudah rusak. Umumnya kerusakan terjadi karena daya yang melalui resistor terlalu besar, sehingga menyebabkan resistor menimbulkan efek panas yang berlebihan. tak jarang saat dipegang panas, dan pada kejadian tertentu, sampai ada yang hangus terbakar. Sebagai saran nantinya tentukan daya yang di butuhkan dalam melewati resisto2 resistor tersebut nantinya, dengan memakain 1/2, 1, sampai ada yg 4 watt. Tentunya semakin besar yang digunakan secara bentuk fisik juga semakin besar.

Dampak yang di timbulkan, adalah selain yang pastinya nilai resistansinya berubah (sudah tidak pada nilai hambatan yang di harapkan) juga ada yang short atau bahkan putus sama sekali. Untuk mengenathui dengan pasti, mungkin anda bisa menggunakan AVO Meter untuk melakukan pemeriksaan terhadap komponen apakah dalam keadaan nila yang seharusnya atau tidak bahkan ada kemungkinan terjadi short (hubungan singkat) / tidak ada hambatan sama sekali.

Cara Hitung Nomor Kapasitor Keramik atau Milar

Jika anda sering menemukan Capacitor yang di bawah 0 pasti anda susah mencarinya di toko
nomor nya harus di hitung dulu

Rumus:
N0000 : 1000000
Contoh
saya mau beli capacitor 0.047uf
saya hitung dulu
47000 : 1000000 = 0,047

berarti di capacitor keramik tulisannya 473
kenapa?
pertama tama ambil angka yang akan di kali
contoh 0,047 ambil 47nya saja kalao 0,014 ambil 14nya saja kalao 0,6 ambil 6nya saja
setelah itu 47 di bagi dengan 2 buah 0 ,3 buah 0, 4buah 0
contoh
a.4700 : 1000000 = 0,0047 (salah)
b.47000 : 1000000 = 0,047 (benar)
c.470000 : 1000000 = 0,47 (salah)
temukan hasil yang sama dengan yang kamu inginkan
karena saya mau beli 0,047uF
berati yang benar 47000 tetapi di kapasitor di tulis 473,kenapa?
ambil 2angka di depannya dulu setelah itu hitung 0nya berapa buah
jika 0 nya 2buah maka di capacitor tertulis 472
jika 0 nya 3buah maka di capacitor tertulis 473
jika 0 nya 4buah maka di capacitor tertulis 474

Foto Capacitor ceramic

 Foto Capacitor Mylar

Jika dalam Amplifier / Suara :
Capacitor Keramik Lebih ke bass
Kalau capacitor Mylar lebih Ke treble

Kapasitor , Jenis dan Cara Menghitungnya

Komponen elektronika kedua yang saya bahas kali ini setelah pada artikel sebelumnya Resistor Dan Cara Menghitung Nilainnya adalah kapasitor. Kapasitor yang juga punya nama lain kondensator ini mempunyai fungsi untuk menyimpan arus sementara dan juga  digunakan sebagai filter/penyaring,perata tegangan DC pada power supply  , pembangkit gelombang ac atau oscilator ( pembangkit frekuensi tinggi ).
Didalam dunia elektronika kapasitor disimbolkan dengan hurup C dan mempunyai satuan Farad ( F ).

Berikut adalah contoh satuan dibawah farad :
1.000 pF ( piko farad ) = 1 nF ( nano farad )
1.000 nF ( nano farad ) = 1 uF (  mikro farad )
1 uF (  mikro farad ) = 1 Farad

Kapasitor sebenarnya banyak sekali jenisnya , nah kali ini saya akan jelaskan versi saya semoga lebih mudah untuk dipahami ( harapan saya ).

Menurut kapasitasnya kapasitor dibagi menjadi 2 yaitu :
Kapasitor variabel 
Kapasitor jenis ini nilai kapasitasnya dapat diubah sesuai keinginan kita dan biasanya dipakai pada rangkaian frekuensi tinggi seperti tuner / penala radio ( varco ) dan juga pada pemancar fm ( trimer ) .
Spoiler kapasitor trimer :
Post spoiler

Spoiler kapasitor variable :
Post spoiler
Kapasitor tetap
Kapasitor jenis ini nilai kapasitasnya tetap dan sudah tertera pada body kapasitor itu sendiri.
Spoiler kapasitor tetap :
Post spoiler


Menurut polaritasnya kapasitor dibedakan menjadi dua yaitu :
- Kapasitor bipolar
Jenis kapasitor ini mempunyai kutup + ( positif ) dan juga - ( negatif ) serta dalam pemasangannya tidak boleh terbalik.

- Kapasitor nonpolar
Kapasitor jenis ini tidak memiliki kutup dan boleh dipasang bolak balik.

Menurut Bahan Pembuatannya kapasitor di bedakan menjadi :
- kapasitor elektrolit ( elco )
- kapasitor keramik
- kapasitor milar
- kapasitor udara ( varco dan trimer )
- kapasitor kertas
- kapasitor tantalum  dan lain lain

Cara menghitung nilai kapasitor sebenenarnya cukup mudah yaitu dengan melihat angka kode pada bodinya. Untuk cara menghitung hampir sama dengan cara menghitung resistor yaitu :
- angka pertama menunjukan nilai pertama
- angka kedua menunjukan nilai kedua
- angka ketiga menunjukan jumlah nol

Contoh :

pada gambar disamping nilainya adalah :
- angka pertama 1 = 1
- angka kedua 0 = 0
- angka ketiga 4 = 0000 ( jumlah nol = 4 )
jadi nilai kapasitor di samping adalah 10.0000 piko farad atau juga 100 nano farad atau 0,1 mikro farad



Untuk menghitung nilai elco agak berbeda dari kapasitor lainnya karena tidak memerlukan kode dan sangat mudah karena nilanya sudah tertera di bodi. Pada contoh disamping nilai elco adalah 100 mikro farad 16 volt.
Jadi elco ini mempunyai kapasitas 100 mikro farad dengan tegangan kerja maksimum 16 volt. Jika melebihi 16 volt maka elco ini bisa meledak.





Demikian artikel saya tentang kapasitor , jenis dan cara menghitungnya.
Semoga mudah di pahami dan bermanfaat buat semua

Cara membaca nilai kondensator atau kapasitor berdasarkan kode angka

Cara membaca nilai kondensator atau kapasitor yang tertulis pada badan isolatornya ada metode atau rumus tersendiri.
Namun hal ini tidak berlaku untuk kondensator elektrolit atau elco, tetapi untuk kondensator-kondensator yang lain, kondensator keramik, kertas, mika, milar dan polyester. Jika hanya terdiri dari dua angka misalnya 10, 22, 47 maka itulah nilai kapasitasnya dalam satuan piko farad (pF), sedangkan kalau terdiri dari 3 angka maka ada cara membaca khusus. angka yang ada. Angka pertama dan kedua kita baca apa adanya, sedangkan angka ke 3 adalah banyaknya angka nol. Penulis di blog lain mengistilahkan dengan bilangan pengali, tetapi saya lebih suka mengatakan banyaknya nol. Contoh 101 maka membacanya 10 dan 0 jadinya 100 pf. 222 maka 22 dan 00 jadinya 2200 pf, 473 maka 47 dan 000 jadinya 47000 pf.
Perlu dipahami, meskipun dalam teori di atas ditemukan hasil dalam satuan piko farad (pf) namun dalam prakteknya apa bila nilainya diatas seribu pf maka dijadikan dalam satuan nano farad atau dibagi seribu atau tanda koma maju tiga digit.
Misalkan ukuran 1000 pf maka sama dengan 1 nf atau 1 n saja, bila ukuran 3300 pf maka sama dengan 3,3 nf atau 3n3.
Jika ukuran 47000 pf maka sama dengan 47 n.
Jika kita sudah praktek merakit dan menghadapi daftar komponen bawaan PCB,
untuk kondensator atau C yang nilainya ratusan pf ada dua kemungkinan dalam penulisannya, angka ketiga ada yang ditulis
0 dan yang 1, namun nilainya sama. Contoh nyatanya sebagai berikut:
100=101=100pf
220=221=220pf
470=471=470pf
dst.
Cara praktis untuk menentukan C yang yang bersatuan nano farad, yang biasa ditulis n saja adalah sebagai berikut.
* Apabila huruf n diapit dua angka artinya C yang angka ketiganya 2.
Contoh
2n2=222
3n3=332
4n7=472
6n8=682

* Apabila huruf n di belakang dua angka berarti C yang angka ketiganya adalah 3.
Contoh:
10n=103
22n=223
47n=473
68n=683
* Apabila huruf n ada di belakang tiga angka maka itu C yang angka ketiganya 4,
Contoh:
220n=224
330n=334
470n=474
Itulah tadi mengenai cara membaca kapasitansi kondensator yang menggunakan kode angka. Sebenarnya pada kondensator tertentu dituliskan juga tegangan kerja, suhu kerja dan toleransi, namun untuk sekedar hobby hal tersebut bisa diabaikan
kecuali untuk elco harus diperhatikan tegangan kerjanya. Sedangkan untuk kondensator yang menggunakan kode warna, cara membacanya sama dengan membaca resistor, dalam satuan piko farad.

Mengukur Komponen

IDevice Icon 1. Mengukur Resistor
Resistor adalah suatu komponen yang banyak dipakai di dalam rangkaian elektronika. Fungsi utamanya adalah membatasi (restrict) aliran arus listrik. Fungsi lainnya sebagai resistor (R) pembagi tegangan (voltage divider), yang menghasilkan tegangan panjar maju (forward bias) dan tegangan panjar mundur (reverse bias), sebagai pembangkit potensial (output) vo, dan potensial merujuk pada hukum Ohm : I = V/R, semakin besar nilai tahanan/resistan (R), semakin kecil arus (I) yang dapat mengalir. Besar kecilnya nilai satuan Ohm yang dimiliki oleh resistor dapat dihitung dengan melihat pita (band) warna yang terdapat pada badan resistor. Mengikuti gambar di bawah ini:

Jika pita pertama berwarna kuning, pita kedua berwarna ungu, pita ketiga berwarna coklat, pita keempat berwarna emas, nilai satuan Ohm dari resistor tersebut adalah 47 x 101 = 470 dengan toleransi 5%. Harap diingat, warna kuning menunjukkan angka 4, warna ungu menunjukkan angka 7, warna coklat menunjukkan angka 1, dengan demikian faktor pengali = 101, jika pita ketiga berwarna merah, faktor pengali = 102, demikian seterusnya. (Lihat kembali modul tentang komponen elektronika). Untuk lebih jelas, pelajari gambar di bawah ini, (di download dari situs/website www.diyguitarist.com)

Cara lain untuk mengetahui besarnya nilai satuan Ohm sebuah resistor adalah mengukurnya dengan Multimeter. Perhatikan gambar di bawah ini. Saklar jangkauan ukur pada posisi โ„ฆ, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kโ„ฆ.
Gambar. Megukur Resistor


IDevice Icon 2. Mengukur Variabel Resistor
Variabel resistor adalah resistor yang dapat berubah nilai satuan Ohm-nya dengan cara memutar-mutar tuas pemutar atau sekrup yang menggerakkan kontak geser/penyapu (wiper) yang terdapat di dalam resistor tersebut. Lihat gambar di bawah ini
 
Variabel resistor yang memiliki tuas pemutar biasanya disebut potensiometer (potentiometer), dan yang memiliki sekrup pengatur disebut preset atau trimpot.
Mengukur nilai satuan Ohm dari variabel resistor dengan Multimeter adalah seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Saklar jangkauan ukur pada posisi โ„ฆ, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kโ„ฆ, sesuai kebutuhan.
Gambar. Mengukur Variabel Resistor

IDevice Icon 3. Mengukur Resistor Peka Cahaya/LDR
Resistor Peka Cahaya/Light Dependence Resistor (LDR) adalah sebuah resistor yang berfungsi sebagai input transducer (sensor) dimana nilai satuan Ohm-nya dipengaruhi oleh cahaya yang jatuh di permukaan LDR tersebut.
Mengukur nilai satuan Ohm dari LDR dengan menggunakan Multimeter adalah seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Saklar jangkauan ukur pada posisi โ„ฆ, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kโ„ฆ, sesuai kebutuhan.
Gambar. Mengukur Light Dependence Resistor (LDR)
 
Sebagai acuan, ditempat gelap, nilai satuan Ohm dari LDR = 1Mฮฉ (1 Mega Ohm/1000.000ฮฉ). Ditempat terang nilai satuan Ohm dari LDR = 100ฮฉ.

IDevice Icon 4. Mengukur Themistor
Thermistor (Thermally sensitive resistor) adalah sebuah resistor yang dirancang khusus untuk peka terhadap suhu. Thermistor terbagi dalam dua jenis. Pertama, yang disebut dengan Negative Temperature Coefficient Resistor (NTCR), jika mendapat panas, nilai satuan Ohm-nya berkurang, misal pada suhu 250 C nilai satuan Ohm-nya = 47 kilo Ohm (47kโ„ฆ). Kedua, yang disebut dengan Positive Temperature Coefficient Resistor (PTCR), jika mendapat panas, nilai satuan Ohm-nya bertambah.
Mengukur nilai satuan Ohm dari thermistor dengan menggunakan. Multimeter adalah seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar. Mengukur Thermistor

IDevice Icon 5. Mengukur Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat menyimpan dan membuang Tegangan Arus Listrik Searah (Direct Current Voltage/DCV).
Kapasitor terbagi dalam dua jenis. Pertama, kapasitor yang memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Dalam teknik elektronika disebut kapasitor polar (polarised capacitor). Kedua, kapasitor yang tidak memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Disebut kapasitor non polar (unpolarised capacitor).
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengukur kapasitor polar adalah ;
a. Kabel penyidik (probes) positip (+) yang berwarna merah diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda positip (+).
b. Kabel penyidik (probes) negatip (-) yang berwarna hitam diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda negatip (-).
c. Saklar jangkauan ukur pada posisi โ„ฆ, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kโ„ฆ, sesuai kebutuhan.
d. Untuk kapasitor non polar (unpolarised) kedua kabel penyidik (probes) dapat diletakkan secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor. Lihat gambar di bawah ini.
 
Gambar. Mengukur Kapasitor

IDevice Icon 6. Mengukur Transistor
Transistor adalah komponen elektronik yang dirancang sebagai penguat arus, karenanya transistor disebut juga piranti (device) yang menangani arus (current handling device). Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Transistor

Dilihat dari tipenya, transistor terbagi dua, yaitu tipe PNP (Positip-Negatip-Positip) dan tipe NPN (Negatip-Positip-Negatip). Saluran masuk (leads) ke transistor (lazimnya disebut kaki transistor) dinamai dengan : Basis (Base), Kolektor (Collector), dan Emitor (Emitter).
Transistor pada dasarnya adalah dua buah dioda yang disambung secara berbalikan. Dioda yang pertama dibentuk oleh Emitor-Basis, dioda yang kedua dibentuk oleh Basis-Kolektor. Pada transistor tipe PNP, Emitor dan Kolektor berfungsi sebagai Anoda (+) terhadap Basis, sementara Basis berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Emitor dan Emitor. Pada transistor tipe NPN, Basis berfungsi sebagai Anoda (+) terhadap Emitor dan Kolektor, sementara Emitor dan Kolektor berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Basis. Cermati gambar di bawani ini dengan seksama.
 
Gambar. Konfigurasi dan Simbol Transistor

Konsep dioda pada transistor penting untuk dipahami dengan baik, karena erat kaitannya dengan penggunaan Multimeter dalam mengukur nilai satuan Ohm dari transistor (baca kembali uraian materi tentang baterai pada Multimeter).
Hal yang perlu diingat ketika mengukur transistor dengan Multimeter adalah :
a. Pada transistor tipe PNP kabel penyidik (probes) warna merah (+) selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan Kolektor.
b. Pada transistor tipe NPN kabel penyidik (probes) warna hitam (-) selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan Kolektor.
c. Saklar jangkauan ukur berada pada posisi Ohm (โ„ฆ) dan batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10, atau x1kโ„ฆ, sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Pengukuran Transistor

Kaki-kaki Emitor, Basis, dan Kolektor dari transistor dapat ditentukan dengan tiga cara:
a. Dengan melihat tanda pada badan (case) transistor. Beberapa pabrik transistor membuat bulatan warna hitam atau tanda lingkaran di atas kaki kolektor dari transistor yang berbentuk silinder. Lihat gambar di bawah ini.
b. Dengan menggunakan katalog transistor yang dikeluarkanoleh pabrik pembuat transistor.
c. Dengan melihat sirip kecil yang menonjol keluar dari badan transistor. Lihat kembali gambar transistor.
d. Dengan menggunakan Multimeter.
e. Untuk transistor daya (power transistors) badan transistor berfungsi sebagai kolektor. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Kaki-kaki Transistor Dilihat Dari Bawah

IDevice Icon 7. Mengukur Dioda
Dioda adalah komponen elektronik yang memiliki dua elektroda yaitu; (1) Anoda (a), dan (2) Katoda (k). Mengikuti anak panah pada simbol diode pada gambar di bawah ini arus listrik mengalir hanya satu arah yaitu dari Anoda ke Katoda. Arus listrik tidak akan mengalir dari Katoda ke Anoda. Hal yang perlu diingat ketika mengukur dioda dengan Multimeter adalah :
 
Gambar. Simbol Dioda
a. Kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kaki Anoda, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki Katoda.
b. Saklar jangkauan ukur pada posisi Ohm (โ„ฆ) dan batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau x1kโ„ฆ, sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Pengukuran Dioda

IDevice Icon 8. Mengukur Transformator
Transformator adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat memindahkan Tegangan Arus Listrik Bolak Balik/Alternating Current Voltage (ACV) dari gulungan primer (P) ke gulungan skunder (S) tanpa ada hubungan langsung antara kedua gulungan tersebut. Lihat gambar gambar di bawah ini.
Gambar. Transformator
Sebuah transformator masih baik dan dapat digunakan, atau sudah rusak dapat dibuktikan dengan cara mengukurnya dengan Multimeter. Hal yang perlu diingat ketika menggunakan Multimeter untuk mengukur transformator adalah :
a. Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan secara sembarang (acak) pada titik-titik terminal pada gulungan primer.
b. Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan secara sembarang (acak) pada titik-titik terminal pada gulungan skunder.
c. Kedua kabel penyidik (probes) diletakkan secara sembarang (acak) pada titik terminal primer dan skunder.
d. Saklar jangkauan ukur pada posisi โ„ฆ, batas ukur (range) pada posisi x1, x10 atau kโ„ฆ sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.
Catatan : Langkah pengukuran tranformator ini berlaku untuk semua jenis transformator yang digunakan pada catu daya, maupun penguat audio/radio.
Gambar. Mengukur Transformator

IDevice Icon 9. Mengukur Gulungan (Coil/Winding)
Gulungan atau Coil atau winding adalah komponen elektronik yang dirancang khusus untuk menghasilkan induksi maknit. Jika gulungan kawat dialiri arus, pada gulungan tersebut akan dihasilkan induksi maknit.
Dalam teknik elektronika, gulungan atau coil ini diterapkan di dalam pembuatan transformator dalam bentuk gulungan primer (P) dan skunder (S), namun ada juga yang dibuat terpisah untuk keperluan khusus. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Berbagai Jenis Gulungan (Coil/Winding) Untuk Berbagai Keperluan
Kondisi sebuah gulungan (coil/winding), apakah masih baik dan dapat digunakan, atau sudah rusak dapat dibuktikan dengan cara mengukurnya dengan Multimeter. Hal yang perlu diingat ketika menggunakan Multimeter untuk mengukur gulungan (coil/winding) adalah :
a. Kedua kabel penyidik (probes) dapat diletakkan secara sembarang (acak) pada terminal yang terdapat pada gulungan.
b. Saklar jangkauan ukur pada posisi โ„ฆ, batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kโ„ฆ, sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar. Mengukur Gulungan (Coil/Winding)

Simbol Listrik dan Simbol Komponen Elektronika

Simbol Listrik dan Simbol Komponen Elektronika sangat diperlukan saat kita ingin merangkai pesawat elektronika maupun bagi kita yang sedang belajar dasar elektronika. Ibarat rumah, simbol elektronika ini adalah pondasinya untuk belajar menjadi seorang ahli di bidang elektronika.
Simbol Listrik dan Simbol Komponen Elektronika
Simbol Listrik dan Simbol Komponen Elektronika, Credit : http://pakteo.files.wordpress.com/2011/03/simbol.jpg
Dengan menggunakan simbol-simbol elektronika ini, kita akan mudah dalam menggambarkan sebuah sistem pesawat elektronika dan akan sangat mudah dalam melakukan proses troubleshooting.
Simbol Listrik dan Simbol Komponen Elektronika telah distandarkan secara internasional maupun nasional, sehingga dimanapun kita berada jika bertemu gambar dan simbol tersebut pasti memiliki maksud yang sama. Dengan menggunakan simbol elektronika yang berstandar internasional akan mengurangi salah tafsir dalam membaca rangkaian elektronika.

Berikut Simbol Listrik dan Simbol Komponen Elektronika

SIMBOL NAMA KOMPONEN KETERANGAN
Simbol Sambungan
Simbol Kabel Kabel/ Wire Listrik Kabel penghubung (konduktor)
Simbol Kabel Terhubung Koneksi kabel Terhubung
Simbol Kabel Tak terhubung Kabel tidak koneksi Terputus (tidak terhubung)
Simbol Saklar (Switch) dan Simbol Relay
Simbol Saklar Toggle Switch SPST Terputus dalam kondisi open
Simbol Saklar Toggle Switch SPDT Memilih dua terminal koneksi
Simbol Saklar Saklar Push-Button (NO) Terhubung ketika ditekan
Simbol Saklar Saklar Push-Button (NC) Terputus ketika ditekan
Simbol Saklar DIP Switch Multiswitch(Saklar banyak)
Simbol Saklar Relay SPST Koneksi (Open dan Close) digerakan oleh elektromagnetik.
Simbol Saklar Relay SPDT
Simbol Saklar Jumper Koneksi dengan pemasangan jumper
Simbol Saklar Solder Bridge Koneksi dengan cara disolder
Simbol Ground
Simbol Ground Earth Ground Referensi 0 sebuah sumber listrik
Simbol Ground Chassis Ground Ground yang dihubungkan pada body sebuah rangkaian listrik
Simbol Ground Common/ Digital Ground
Simbol Resistor
Simbol Resistor Resistor Resistor berfungsi untuk menahan arus yang mengalir dalam rangkaian listrik
Simbol Resistor Resistor
Simbol Potensio Potensio Meter Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi nilai resistansi dari 3 titik terminal dapat diatur
Simbol Potensio Potensio Meter
Simbol Variable Resistor Variable Resistor Menahan arus dalam rangkaian listrik tetapi nilai resistansi dari 2 titik terminal dapat diatur
Simbol Variable Resistor Variable Resistor
Simbol Condensator (Kapasitor)
Simbol Condensator Condensator Bipolar Berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara waktu
Simbol Condensator Condensator Nonpolar
Simbol Condensator Condensator Bipolar Electrolytic Condensator (ELCO)
Simbol Condensator Kapasitor berpolar Electrolytic Condensator (ELCO)
Simbol Condensator Kapasitor Variable Condensator yang nilai kapasitansinya dapat diatur
Simbol Kumparan (Induktor)
Simbol Lilitan Induktor, lilitan, kumparan, spul, coil Dapat menghasilkan medan magnet ketika dialiri arus listrik
Simbol Lilitan Induktor dengan inti besi Kumparan dengan inti besi seperi pada trafo
Simbol Lilitan Variable Induktor Lilitan yang nilai induktansinya dapat diatur
Simbol Power Supply
Simbol Power Supply Sumber tegangan DC Menghasilkan tegangan searah tetap (konstan)
Simbol Power Supply Sumber Arus Menghasilkan sumber arus tetap
Simbol Power Supply Sumber tegangan AC Sumber teganga bolak-balik seperti dari PLN (Perusahaan Listrik Negara)
Simbol Power Supply Generator Penghasil tegangan listrik bolah-balik seperti pembangkit listrik di PLN (Perusahaan Listrik Negara)
Simbol Battery Battery Menghasilkan tegangan searah tetap
Simbol Battery Battery lebih dari satu Cell Menghasilkan tegagan searah tetap
Simbol Regulator Sumber tegangan yang dapat diatur Sumber tegangan yang berasal dari rangkaian listrik lain
Simbol Regulator Sumber arus yang dapat diatur Sumber arus yang berasal dari rangkaian listrik lain
Simbol Meter (Alat Ukur)
Simbol Volt Meter Volt Meter Mengukur tegangan listrik dengan satuan Volt
Simbol Ampere Meter Ampere Meter Mengukur arus listrik dengan satuan Ampere
Simbol Ohm Meter Ohm Meter Mengukur resistansi dengan satuan Ohm
Simbol Watt Meter Watt Metter Mengukur daya listrik dengan satuan Watt
Simbol Lampu
Simbol Lampu Lampu Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik
Simbol Lampu Lampu
Simbol Lampu Lampu
Simbol Dioda
Simbol Dioda Dioda Berfungsi sebagai penyearah yang dapat mengalirkan arus listrik satu arah (forward bias)
Simbol Dioda Zener Dioda Zener Penyetabil Tegangan DC (Searah)
Simbol Dioda Schottky Dioda Schottky Dioda dengan drop tegangan rendah, biasanya terdapat dalam IC logika
Simbol Dioda Varactor Dioda Varactor Gabungan Dioda dan Kapasitor
Simbol Dioda Tunnel Dioda Tunnel Dioda Tunnel
Simbol LED LED (Light Emitting Diode) Akan menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik DC satu arah
Simbol Photo Dioda Photo Dioda Menhasilkan arus listrik ketika mendapat cahaya
Simbol Transistor
Simbol Transistor NPN Transitor Bipolar NPN Arus listrik akan mengalir (EC) ketika basis (B) diberi positif
Simbol Transistor PNP Transistor Bipolar PNP Arus listrik akan mengalir (CE) ketika basis (B) diberi negatif
Simbol Transistor Darlington Transitor Darlington Gabungan dari dua transistor Bipolar untuk meningkatkan penguatan
Simbol Transistor JFET N Transistor JFET-N Field Effect Transistor kanal N
Simbol Transistor JFET P Transistor JFET-P Field Effect Transistor kanal P
Simbol Transistor NMOS Transistor NMOS Transistor MOSFET kanal N
Simbol Transistor PMOS Transistor PMOS Transistor MOSFET kanal P
Simbol Komponen Lain
Simbol Motor Listrik Motor Motor Listrik
Simbol Trafo Trafo, Transformer, Transformator Penurun dan penaik tegangan AC (Bolak Balik)
Simbol Bel Listrik Bel Listrik Berbunyi ketika dialiri arus listrik
Simbol Buzzer Buzzer Penghasil suara buzz saat dialiri arus listrik
Fuse, Sikring Pengaman. Akan putus ketika melebihi kapasitas arus
Simbol Sikring Fuse, Sikring
Simbol Bus Bus Terdiri dari banyak jalur data atau jalur address
Simbol Bus Bus
Simbol Bus Bus
Simbol Opto Coupler Opto Coupler Sebagi isolasi antar dua rangkaian yang berbeda. Dihubungkan oleh cahaya
Simbol Speaker Speaker Mengubah signal listrik menjadi suara
Simbol Mic Mic, Microphone Mengubah signal suara menjadi arus listrik
Simbol Op-Amp Op-Amp, Operational Amplifier Penguat signal input
Simbol Schmitt Trigger Schmitt Trigger Dapat mengurangi noise
Simbol ADC ADC, Analog to Digital Mengubah signal analog menjadi data digital
Simbol DAC DAC, Digital to Analog Mengubah data digital menjadi signal analog
Simbol Oscillator Crystal, Ocsilator Penghasil pulsa
Simbol Antenna
Simbol Antenna Antenna Pemancar dan penerima signa radio
Simbol Antenna Antenna
Simbol Antenna Dipole Antenna Gabungan dari simple Antenna
Simbol Gerbang Logika (Digital)
Simbol Gerbang NOT NOT Gate Output akan merupakan kebalikan input
Simbol Gerbang AND AND Gate Output akan 0 jika salah satu input 0
Simbol Gerbang NAND NAND Gate Output akan 1 jika salah satu input 0
Simbol Gerbang OR OR Gate Output akan 1 jika salah satu input 1
Simbol Gerbang NOR NOR Gate Output akan0 jika salah satu input 1
Simbol Gerbang EX-OR EX-OR Gate Output akan 0 jika input sama
SImbol D-Flip-Flop D-Flip-Flop Dapat berfungsi sebagai penyimpad data
Simbol Multiplexer Multiplexer 2 to 1 Menyeleksi salah satu data input yang akan dikirim ke output
Simbol Multiplexer Multiplexer 4 to 1
Simbol D-Multiplexer D-Multiplexer 1 to 4 Menyeleksi data input untuk dikirim ke salah satu output

Proudly powered by : Blogger
Copyright © 2013. Blog Budak Bungo - All Rights Reserved
Blog By : Vhen Part II
Template by blogbudakbungo.blogspot.com | Publish :budakbungo